Notuensi BON IKASA Makassar
Day, Date&Time : Ahad, 18 Februari 2018 Pukul 19.00 WITA
Pemateri : Erissa Putri
Moderator 1 : Andi Amalia Sabila
Moderator2 : Yustika
Notulen : Andi Amalia Sabila
Seputar Pemateri :
Erissa putri menyelesaikan study S1 pada jurusan psikologi di salah satu Universitas ternama di Singapura, James Cook University Singapore pada tahun 2015. Kemudian pemateri juga telah mendapatkan gelar Master of Arts in Psychology, Emphasis in Counselling Psychology di Webstern University Leiden pada tahun 2017. Pemateri telah banyak melakukan kegiatan volunteer ataupun leadership,diantaranya adalah; Organized Calligraphy Workshop 2017, Sebagai pembicara dalam Indonesia Community in The Hague dengan membawa topik presentasi mengenai bagaimana merasa senang tentang diri kita sendiri dari perspektif psikologi, Golden key JCU Singapore and Indo JCUS dengan berbagi ilmu mengenai budaya Indonesia, dan pemateri juga pernah menjadi Student Mentor pada JCU Mateship Program.
Sesuai dengan tema BON yaitu “4 Parenting Styles- Characteristics and Effects” . Apa itu Parenting Styles?Parenting Styles atau pola asuh yang biasa digunakan dalam psikologi saat ini didasarkan pada karya Diana Baumrind, seorang psikolog perkembangan.Baumrind memperhatikan bahwa anak-anak prasekolah menunjukan tiga jenis perilaku yang berbeda. Setiap jenis perilaku sangat berkaitan dengan jenis pola asuh tertentu. Ini didasarkan dari pengamatan ekstensif, wawancara dan analisis, Baumrind mengidentifikasi tiga gaya pengasuhan awal: pola asuh otoritatif, pola asuh otoriter dan pola asuh permisif.
Maccoby dan Martin memperluas model pola asuh ini menggunakan framework dua dimensi. Mereka membuat perbedaan lebih jauh dengan memperluas kebiasaan pola asuh anak Baumrind menjadi dua tipe yang berbeda: kebiasaan mengasuh anak yang terlalu sabar/baik (permisif) dan penelantar (tidak terlibat).
Keempat gaya pengasuhan ini sering disebut Baumrind parenting styles (pola asuh Baumrind) atau Maccoby and Martin parenting styles (pola asuh Maccoby dan Martin).
Definisi dari 4 Parenting Styles
Parenting Styles dikategorikan berdasarkan dua dimensi perilaku orangtua:
Demandingness (Menuntut) mengacu pada orang tua yang suka mengendalikan/mengontrol perilaku anak-anak mereka atau menuntut kedewasaan mereka.
Responsiveness (Responsif) mengacu pada orang tua yang suka menerima dan peka terhadap kebutuhan emosional dan perkembangan anak mereka.
Parenting style atau pola asuh dapat mempengaruhi segala aspek kehidupan anak, mulai dari seberapa besar berat sang anak (kg) hingga bagaimana perasaan sang anak terhadap dirinya sendiri. Adalah sangat penting untuk memastikan pola asuh sang anak mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat karena cara orang tua berinteraksi dengan anak dan mendisiplinkan mereka akan mempengaruhi sang anak sepanjang hidupnya.
4 major parenting style categories
Authoritative
Authoritative parents mendorong anak-anak mereka untuk mandiri, tapi juga menetapkan batasan-batasan. Pendekatanya kepada anak bersifat hangat, menerapkan kedisiplinan, namun dengan cara yang mendukung dan tidak menghukum. Biasanya, authoritative parents memberikan kemandirian pada anak mereka secara bertahap sejalan dengan perkembangan kedewasaan sang anak dan ini membantu membangun jiwa kepemimpinan pada sang anak. Keterampilan social sang anak, pengendalian diri, dan kepercayaan pada kemampuan diri jadi lebih berkembang. Selain itu, pengaruh pola asuh dari authoritative parents menghasilkan anak yang mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal baru, dan koperatif terhadap orang lain.
Authoritarian
Authoritarian parenting berciri-ciri sebagai berikut, menetapkan standar patuh pada aturan, suka mendominasi atau memerintah, dan sangat mengontrol. Orang tua yang otoriter biasanya akan menghukum apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua. Orang tua tipe otoriter tidak mengenal kompromi, dan dalam komunikasi bianya bersifat satu arah. Terkadang orang tua dengan pola asuh ini suka melibatkan kekerasan.
Penelitian menunjukan saat remaja, anak yang diasuh oleh orang tua yang otoriter lebih mungkin memiliki kekukarangan beberapa kemampuan social dan komunikasi yang sangat penting untuk jiwa kepemimpinan. Dan juga, anak-anak dalam kategori ini lebih cenderung untuk menjadi otoriter, baik dalam hubungan interpersonalnya maupun sebagai orang tua nanti. Contohnya, anak yang dibesarkan dalam oleh authoritarian parents hanya akan melakukan kekerasan terhadap saudara atau temanya yang lebih lemah. Moreover, Authoritarian parenting menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, suka menentang, suka melanggar aturan, berkepribadian lemah, suka cemas dan mengurung diri, pemalu dan tidak percara diri untuk mencoba hal yang baru.
Permissive
Indulgent parenting atau pola asuh permisif ditandai dengan orang tua yang penuh perhatian, memberikan banyak kehangatan dan interaksi, namun hanya menetatpan sedikit peraturan dan batasan. Orang tua yang suka memanjakan ini biasanya memiliki sikap “apapun boleh terjadi”, atau dengan kata lain memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan apa saja, dan sering kali tanpa diberikan pengawasan yang cukup. Orang tua yang permisif memberikan sangat sedikit bimbingan, namun orang tua tipe asuh ini bersifat hangat. Mereka terasa lebih seperti teman dibandingkan seperti orang tua, sehingga seringkali disukai oleh anak.
Pola asuh ini dapat meningkatkan kreatifitas pada sang anak, tapi anak jadi memiliki little self-control, few boundaries, dan rasa memiliki hak. Hal ini dapat menciptakan hubungan interpersonal satu arah, dimana ketika sang anak sudah dewasa nanti dia akan lebih bersedia to take than give. Indulgent parenting juga menghasilkan anak yang impulsive and agresive, suka tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, dan kurang percaya diri.
Neglectful
Neglectful parenting adalah ketika orang tua sama sekali tidak banyak berperan dalam mengasuh anak. Mereka menghabiskan tidak banyak waktu dengan anak mereka dan dengan senang hati membiarkan TV dan video games do the babysitting.
Anak-anak dari pola asuh ini sering mengalami kesulitan dalam mematuhi atau mengikuti peraturan, karena hanya ada sedikit peraturan dan sedikit kepatuhan terhadap peraturan dalam proses pengasuhan mereka. Anak-anak ini juga dapat memiliki banyak masalah perlikau karena kurangnya pengendalian diri. Keterampilan komunikasi juga menjadi kurang berkembang. Karakteristik lainya dari pola asuh ini adalah anak menjadi moody, impulsive, agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, dan low self-esteem.
Nah dari karakteristik-karakteristik diatas, apa kalian bias mengidentifikasi kira2 kalian masuk dalam kategori pola asuh yang mana? Kalua kalian belum menjadi orang tua, dan ada pola asuh yg kurang berkenan, jangan buru2 salahkan orang tua kalian dulu ya. Menjadi orang tua bukan hal yang mudah, dan juga tidak ada sekolah untuk menjadi orang tua yang baik dan benar. Kalau ada dari antara kita yang sudah jadi orang tua, setelah refleksi, kita bias segera merubahnya kok. Pola asuh orang tua adalah salah satu factor yang sangat mempengaruhi sifat sang anak kelak setelah factor genetik.
Pertanyaan selanjutnya, one size fits all? Selama lebih dari 25 tahun, authoritative parenting telah dikaitkan secara konsisten dengan hasil paling positif dalam banyak penelitian. Kalian pasti bertanya, bukanya tiap anak berbeda-beda? Ya betul! Tiap anak membutuhkan praktik pola asuh yang berbeda, bukan gaya pola asuh yang berbeda.
Coba lihat itu sebagai sebuah spectrum. Kalian bias menjadi lebih hangat atau kurang hangat. Kalian bias menjadi lebih menuntut atau kurang menuntut tapi tetap menuntut.
Menjadi hangat dan memiliki standard yang tinggi bersifat authoritative. Ini adalah gaya pengasuhan yang paling baik yang direkomendasikan oleh psikolog.
Q & A
A.Wina - UNM
Pertanyaan: Halo kak erissa. Saya ingin brtnya nih kak, apakah anak anak yang berkbutuhan khusus mmliki parenting styles khusus untuk mereka?
Jawaban: halo wina, iya butuh banget. sesuai kebutuhan dan kondisi sang anak. boleh banget klo minta saran dari psikolog yang spesialisasi perkembangan anak2 berkebuthuan khusus, atau professional yang berkaitan. apalagi kalau sanang anak membutuhkan bantuan obat2obatan jadi parenting stylesnya juga mesti di adjust.
Andini- Unhas
Pertanyaan: Saya ingin meminta tanggapan kak Erissa dalam sudut pandang ilmu psikologi tentunya mengenai orang tua (yang sibuk) dan menitipkan anaknya ke neneknya, jd bisa dibilang sebenarnya yang mengasuh adalah neneknya.. Terimakasih kak
Jawaban: Pertanyaan yg bagus dari andini. Pada dasarnya anak2 yang dibesarkan oleh nenek/kakek mereka biasanya menghadapi tantangan yang sangat berbeda dari anak yg diasuh oleh orang tua mereka sendiri dan yang tinggal bersama nenek/kakek mereka. Hal ini juga akan menyebabkan kurangnya kedekatan antara sang anak dan orang tua (ibu) karna anak lebih dekat dengan neneknya, dalam kasus ini. Biasanya anak juga akan lebih mungkin mempunya masalah dalam mengontrol emosi dan perilaku. Akan tetapi, ada baiknya juga diasuh sama nenek. Sang nenek juga bisa memberikan kehangatan dan apresiasi yang sama besarnya seperti yang diberikan oleh ibu kandung. Balik lagi ini tergantung karakter sang anak, ada juga anak yang bisa mengerti keadaan sang ibu dan menghargai peran sang nenek bukan hanya sebagai nenek tapi juga sebagai sang ibu. dan juga tergantung pola asuh sang nenek itu seperti apa.
Tanggapan : Jadi bagimana sebaikanya orang tua yg sibuk dan tidak memiliki byk waktu bersama anak agar tetap bisa menjadi org tua yg tetap mendampingi pertumbuhan dan perkembangan anak, dan anak bisa tetap merasakan kelekatan dgn org tuanya?
Jawaban : ya ada pros and cons nya juga sih. prosnya anak tetap ada yang mengasuh dan menjaga, jadi tidak ti telantarkan seperti pola asuh neglect parenting. consnya yajadi hubungan anak dan ibu menjadi tidak sekuat hubungan anak dan nenek. meluangkan sedikit lebih banyak waktu untuk ikut terlibat dalam perkembangan anak. contohnya: keep updated anak hobinya apa, coba temani anak melakukan hobinya, atau pergi jalan2 atau melakukan suatu kegiatan yang bisa membangun hubungan antara anak dan ibu, biar lebih ada connection. bisa juga minta update dari sang nenek, jadi bekerja sama untuk saling memberi tahu perkembangan sang anak. contoh lainya mungkin sebelum tidur bisa luangin waktu bersama untuk ngobrol selama 10 bagaimana hari2 anak apa dia bosan atau ada hal yang baru. atau bisa ajak makan bersama. setidaknya klo bisa luangin lebih banyak waktu untuk berinteraksi selama 10 menit, jadi sang anak bisa mengenal sosok sang ibu juga dan tidak merasa di telantarkan. Bisa video call juga pas break kerja, ada dosen ku yg juga surgeon yang mesti tinggal 2 minggu di hospital suka video call sama anaknya
Dini AP - Unila
Pertanyaan: Kak, dari beberapa jenis parenting style yg telah dijabarkan, setiap anak memiliki karakteristik berbeda, apakah kita harus menentukan mana style yg pas dengan mencoba semuanya atau "sekedar menebak" mana yg pas diterapkan? Pertimbangan style tersebut titik utamanya di anak atau orangtuanya?
Pertanyaan kedua, apakah ada kecenderungan bahwa apabila ibu dididik dengan parenting style A apakah sebaiknya anaknya juga dengan style A?
Jawaban: 1. cara menentukanya bisa diliat dari karakter sang anak. dari menentukan karakter anak kita bisa mempelajari hal apa yang memotivasi sang anak. seperti yang aku jelasin di atas, parenting style itu bisa dilihat sebagai spektrum, jadi bisa di adjust sesuai kebutuhan dan kondisi sang anak. kapan kita harus menuntut kapan kita harus merespon. titik utamanya tentu ada pada sang anak, tapi personality orang tua juga perlu. karna gk semua orang tua jug apunya personality yang sama. jadi sama2 belajar sambil orang tua mempelajari personality dia sambil dia melihat dari spectrum diatas kira2 pakai yang mana dulu. 2. biasanya kalau sang ibu dulunya di didik dengan style A ada kecenderungan mendidik anak dengan style A juga. kalau pertanyaanya apakah anaknya sebaiknya di didik dengan style A, aku berpendapat balik lagi liat karakter anak seperti apa. bisa aja style A cocok buat sang ibu tapi gk cocok buat sang anak dan sebaliknya.
A. Majid - Binus
Pertanyaan: kak erissa saya ingin bertnyaa , kak seandainya ank kita diterapkan sistem authoritative tetapi kita memadukannya dngan authoritarian dngan otoriternya , sdngankan ank membutuhkan ketegasan yg tapat , dngan ini apakah bisa merusak kelebihan dri masing2 parenting , dan apakah pola asuh dapat mempengaruhi kognitif sang ank ? terimakasih Erissa Putri M
Jawaban: trimakasih pertanyaanya majid. authoritative parenting juga menerapkan ketegasan dan kedisiplinan, tapi tidak menggunakan kekerasan seperti authoritrian. perbedaan lainya authoritirian meminta anak untuk patuh tanpa kompromi, meaning anak tidak dijelaskan kenapa dia harus mematuhi aturan tertentu. sedangkan authoritative menuntut anak untuk patuh tapi juga membimbing anak untuk mengerti kenapa dia harus patuh. dan yes parenting styles sangat mempengaruhi perkembangan cognitive sang anak. contohnya pada dasarnya authoritative bersifat kompromi dan open buat diskusi, ini bisa membentuk cognitive anak jadi lebih aktif dan PD untuk mengeksplore hal-hal baru, membangun kreativitas dan curiostity. sedangkan authoritarian juga merangsang curiosity tapi sang anak jadi taku mengeksplore hal2 baru karna orang tua yang 'galak' bisa juga juga menimbulkan efek sebaliknya anak jadi gk mau mengkesplore hal2 baru dan gk PD sama diri sendiri karna orang tua yang 'terlalu' galak.
Tanggapan : Dlm psikologi psikoanalisis terdpt seorng tokoh bernama Horney , dia terkenal dngan lingkaran setan horney , apkah pd kasus authoritarian ank melakukan represi pd kehidupannya ? Terimakasih
Jawaban: bisa juga karna efek tekanan dari authoritarian parenting styles. authoratrian parenting styles sering menghasilkan anak yang berkepribadian anak yang penakut, pendiam, tertutup, suka cemas dan mengurung diri, pemalu dan tidak percara diri. represi itu adalah bentuk pertahanan diri untuk melindungi diri dari unpleasant stimulus.
FQ
Pertanyaan : Saya mau tanya kalok ada seorang anak yg kebetulan kedua orang tua nya berpisah. Tapi sang anak itu jadi orang yang pemarah dan suka berkumpul dengan teman dan saya kira dia lebih nyaman bersama teman teman nya gimana ya caranya supaya anak tersebut bisa nyaman di lingkungan keluarga nya khusus nya ayah ibu' nya?
Jawaban : ok kalo diliat dari sudut pandang sang anak, gimana caranya supaya dia bisa nyaman dengan keadaan orang tuanya yg pisah adalah melalui ACCEPTANCE atau menerima keadaan. mungkin salah satu alasan sang anak jadi pemarah dan tidak merasa nyaman adalah dia belum bisa menerima keadaan, so in his defense he gets angry. ini hal yang wajar, butuh waktu untuk bisa menerima. kalau dari sisi orang tua sebaiknya mereka tetap bekerja sama untuk membantu sang anak agar mengerti keadaan orang tuanya yang sekarang sudah berbeda dari yang dulu. semuanya butuh komunikasi dan diskusi dari pihak orang tua dan anak. melalui diskusi orang tua jadi bisa belajar memahami sudut pandang sang anak dan dampak perceraian mereka bagi perkembangan sang anak. jadi walaupun bercerai, idelanya mereka masih bisa membagi tugas dalam mengasuh anak. easier said than done of course, tapi perceraian memang bukan situasi yang nyaman buat semua pihak, jadi hari ada saling pengertian dari semua pihak dan ini tentu memerlukan waktu dan proses.
KESAN dan PESAN Pemateri:
Momod dan pesertanya juga keren abiss. trimakasih yang sudah menyimak dan berpartisipasi dalam bincang kali ini. semoga ilmunya bermanfaat dan mohon maaf atas kekuranya saya ya.
Ikasa regional Makassar mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasi para peserta yang sangat antusias dan juga berkat kalian, atas waktu yang kalian luangkan kami ucapkan banyak terima kasih kepad a pemateri hebat kita kali ini yakni Erissa Putri yang sudah berbaik hati untuk membagikan ilmu dan informasi penting ini kepada kami.
Special Thanks to Our Media Partner :
SAHABAT BEASISWA
SAHABAT BEASISWA CHAPTER MAKASSAR
IKASA OFFICIAL
SDSN YOUTH
Jangan lupa untuk terus ikuti perkembangan dan segala aktivitas kami di media sosial kami dibawah ini :
WEBSITE : IKASAMAKASSAR.TK
OFFICIAL LINE : @HWA1088D
FANPAGE FACEBOOK : IKASA MAKASSAR
TWITTER : @IKASAMAKASSAR
INSTAGRAM : IKASAMAKASSAR
IKUTI TERUS BINCANG ONLINE KAMI DAN DAPATKAN PIAGAM PENGHARGAAN DIAKHIR TAHUN BAGI PESERTA DENGAN KEAKTIFAN TERBAIK SELAMA DISKUSI ^^
Salam Pemuda,
Salam Ikasa Makassar
Sabila (Notulen)
#Ikasamks
#mudakreatifbersemangat
#bon
#ppidunia
#sahabatbeasiswa
#sbchaptermakassar
#sdsnyouth
#ikasaofficial
Komentar
Posting Komentar