Jika ditanya perihal kesan selama saya bergabung di IKASA Makassar sebenarnya, saya belum bisa bercerita banyak hal. Selain karena saya baru beberapa bulan menjadi bagian dari organisasi ini, saya juga menjadi bagian dari divisi publikasi dan dokumentasi yang lebih aktif secara online. Tapi ada suatu kisah yang menarik yang akan saya ceritakan tentang anak-anak dikampung binaan.
Di sore hari itu, saya bersama dengan kakak-kakak IKASA Makassar sedang melaksanakan salah satu kegiatan dikampung binaan, tepatnya di Kampung Savana.
Pada saat itu, ada seorang anak yang berceloteh
“Kak? bisa putar lagunya Laskar pelangi?”
Terus saya balik nanya
“kenapa harus lagu itu dek?”
Dia bilang “Karena lagu Laskar Pelang itu lagunya anak Kampung Savana, kampung orang miskin”
Saya yang sebelumnya tidak menduga kalau jawaban yang ia lontarkan akan seperti itu, hanya bisa terdiam menatapnya. Kisah yang lain datang dihari yang berbeda. Waktu itu, kami tidak sempat melaksanakan kegiatan apapun, dikarenakan satu dan lain hal. Terus ada seorang anak yang bilang
“Kak? kenapa hari ini kita tidak belajar? Jangan sampai minggu depan juga tidak belajar. Kalau seperti ini anak-anak di kampung Savana akan terus merasa bodoh”
Kami yang mendengar keluhan dari anak kecil itu sebenarnya merasa agak menyesal karena telah membuat mereka kecewa.
Pada saat itu, ada seorang anak yang berceloteh
“Kak? bisa putar lagunya Laskar pelangi?”
Terus saya balik nanya
“kenapa harus lagu itu dek?”
Dia bilang “Karena lagu Laskar Pelang itu lagunya anak Kampung Savana, kampung orang miskin”
Saya yang sebelumnya tidak menduga kalau jawaban yang ia lontarkan akan seperti itu, hanya bisa terdiam menatapnya. Kisah yang lain datang dihari yang berbeda. Waktu itu, kami tidak sempat melaksanakan kegiatan apapun, dikarenakan satu dan lain hal. Terus ada seorang anak yang bilang
“Kak? kenapa hari ini kita tidak belajar? Jangan sampai minggu depan juga tidak belajar. Kalau seperti ini anak-anak di kampung Savana akan terus merasa bodoh”
Kami yang mendengar keluhan dari anak kecil itu sebenarnya merasa agak menyesal karena telah membuat mereka kecewa.
Dari kisah tersebut saya berharap agar pemuda yang terhimpun dalam IKASA Makassar dan pemuda yang lainnya, untuk tidak pernah lelah dalam menyebarkan virus semangat mengabdi terutama terhadap masyarakat yang membutuhkan uluran tangan.
IKASA Makassar!!
Komentar
Posting Komentar