Ikasa Makassar tidak pernah ada jika ISOF (Indonesian sosial forum) tidak pernah diselenggarakan oleh Ikasa yang berpusat di Palembang, meskipun forum yang dibuat berupa online chat via line tapi saya mengatakan program ini sukses karena diisi dari segala penjuru pemuda di Indonesia dan salah satunya Makassar (Aplause dong buat Ikasa!!!). Awalnya saya hanya iseng bergabung dalam ISOF dan akhirnya Dewi Damayanti Abd. Karim berinisiatif untuk membuat Ikasa Chapter Makassar. Ikasa Makassar memulai dari nol langkahnya, tidak mudah mengumpulkan beberapa kepala menjadi satu pikiran dan tujuan! Dan saya merasakan dan meyaksikan Ikasa Makassar merangkak hingga berjalan. Awal kepengurusan memang tidak berjalan lancar. Saya ingat betul dalam ingatan saat saya dan Ketua Pertama Ikasa Makassar (Angga) ke acara bazar yang diadakan di perintis dan yang hadir Cuma saya berdua! Ada gita sebenarnya tapi kami tidak sempat ketemu. Ahh dan saya paham bahwa masalah komunikasi adalah hal yang paling menentukan sebuah ketertarikan serta terorganisirnya sebuah organisasi baru. Tapi setelah ditijau lebih lanjut bukan hanya komunikasi yang membuat organisasi maju, tapi kepekaan setiap elemen yang bergabung di dalamnya. Seperti yang diketahui bahwa ikasa makassar adalah organisasi yang bergerak dalam isu sosial. Tentu saja yang berhak bergabung dalam ikasa mkassar adalah manusia yang peduli dan memberi solusi terhadap isu sosial yang sedang hangat dan tak pernah tuntas di bersihkan. Organisasi pemuda adalah pendamping pemerintahan yang lemah dan tak merata.
Berada dalam lingkaran Ikasa Makassar memberi saya pelajaran diluar pendidikan formal yang telah saya pelajari selama bertahun-tahun pada bangku sekolah hingga universitas. Dimana saya dituntut untuk melihat orang selain diri saya, menatap masa depan yang bukan keinginan saya semata. Dan di ikasa makassar saya di beri kesempatan untuk merasakan kebahagian yang sebenarnya bukan milik saya. Seperti yang kami lakukan untuk pertama kalinya saat mengarungi hutan berantara dan gunung yang menjulang tinggi (terlalu dramatis banget ah) yaitu pada program Go Teaching #1 di Cindakko. Mengajar anak pelosok pegunungan tentu berbeda dengan dengan anak dikota (saya bisa mengatakan ini karena gini-gini saya kuliah keguruan hahah) atmosfer dan semangat yang dimiliki memang berbeda. Saya baru kali ini melihat semangat anak-anak yang ingin belajar begitu besar, keingintahuan mereka yang begitu dalam tapi semua serba terbatas karena keadaan. Semangat mereka adalah masa depan, kebahagian mereka adalah amal bagi kami. Dan go teaching terus belanjut di ikasa Makassar agar semangat dan kebahagian mereka tetap kita rasakan. Bergabung di Ikasa makassar adalah kesempatan dan kebahagian tersendiri bagi saya, dapat mengenal orang lain yang berbeda karakter, orang hebat tapi merendah (low and low, high to high dan low and high, ada aja sama mereka), pokoknya saya berterimah kasih atas pengalaman 2 periode selama di Ikasa Makassar, thanks for make my days (bentar lagi di bully ini). Banyak cerita yang tidak bisa saya tuliskan biarlah waktu dan ingatan serta perjalanan dibumbuhi canda tawa yang menjadi saksi perjalanan saya selama di Ikasa Makassar.
Pembaca yang budiman anda harus tahu bahwa orang yang berada di Ikassa Makassar adalah orang-orang yang tulus dalam mengampu tanggung jawab terhadap bangsa tanpa pamrih!!! Tidak enak rasa kalau semua mau diceritakan rasakan sendiri sensasinya. Jadi kalian harus jadi bagian dari Keluarga Ikasa Makassar. Aku tunggu aksi kamu di Ikasa Makassar, muda Kreatif dan bersemangat!!!
Dari yang tercinta,
Rezki Rahmadani
😊
BalasHapus